Jumat, 18 Desember 2015

Potret Kehidupan Pasca Ramadhan

Jika Ramadhan hanya dimaknai sebatas “ditahan atau menahan” berarti akan “dilepas atau terlepas” kembali setelahnya. Maka tidaklah heran jika banyak orang berpuasa dibulan ramadhan tetapi setelah itu hidupnya kembali menjalani gaya hidup masa lalunya. Pembakaran dimaksudkan untuk mematikan segala sesuatu yang duniawi dalam diri seseorang yang mendatangkan azab Allah, seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, penyembahan berhala, amarah, lidah dusta, fitnah dan kata-kata kotor serta segala tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Kemenangan hari Ramadhan


Saat ini, bangsa Indonesia telah merdeka dari penjajahan, Umat Muslimpun telah mengalami kemenangan, namun pertanyaannya apa yang akan kita lakukan dalam mengisi kemerdekaan dan kemenangan yang telah diraih? Ada pandangan umum yang mengatakan: “Lebih mudah membangun dari pada memelihara. Lebih mudah memulai dari pada meneruskan.” Mengapa demikian? Nampaknya, memelihara sesuatu yang sudah ada dan meneruskan suatu pekerjaan yang baik adalah suatu hal yang sulit dilakukan. Bagaimana dengan kehidupan spiritual kita pasca Ramadhan, apakah kesulitan semacam ini juga muncul?

Sebagai umat yang telah melewati Ramadhan dan menyambut Idul Fitri Jangan lagi hidup dalam kebiasaan dosa yang lama karena kita telah meninggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut ajaran Firman Allah.

Oleh karena itu, marilah kita hidup dengan penuh belas kasihan, kemudrahan hati, kerendahan hati, kelembahlembutan dan kesabaran. Sabarlah seorang terhadap yang lain, dan saling memaafkan apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Allah pun telah mengampuni kita maka seharusnya kita juga berbuat demikian. Marilah kita hidup dengan penuh kasih sayang sebagai pengikat yang mempersatukan satu sama lain. Hendaklah kedamaian dan ketenangan mendiami hati kita, karena untuk itulah kita dibaharui. Hendaklah perkataan baik dan penuh bijak sebagai kekayaan kita sehingga kita dengan bijaksana pula mengajar dan menegur seorang akan yang lain. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu karena Allah, sambil mengucap syukur alhamdulilah.

Baca Juga: Kemenangan di hari Kemerdekaan

Seorang isteri yang telah dibaharui, hendaklah tunduk kepada suamimu sebagaimana seharusnya di dalam Allah. Selanjutnya bagi para suami, cintailah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Sebagai seorang anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam ALlah. Sebagai orang tua, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. Sebagai karyawan atau pekerja, taatilah pemimpin atau majikanmu yang di dunia ini, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Allah. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Allah dan bukan untuk manusia. Bagi para pemimpian atau majikan, berlakulah adil dan jujur terhadap karyawan atau rakyatmu; ingatlah, kamu juga mempunyai Tuan atau pemimpin di surta.

Sadarilah bahwa kehidupan lama telah berlalu bersama bulan ramadhan dan telah digantikan dengan kehidupan yang dibaharui dibulan penuh kemenangan ini. Marilah kita hidup sebagai hamba-hamba Allah yang hanya menghambakan diri kepada Allah SWT. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.